Hari Minggu Biasa XIX, 10 Agustus 2025
Bahan Meditasi : Menjalani Kehidupan dengan Iman yang Siap Menyambut Tuhan
Kebijaksanaan 18:6-9; Ibrani 11:1-2, 8-19; Lukas 12:35-40
Oleh: Romo Yohanes Subani, Pr
Refleksi Awal
Kita tinggal di dunia yang dipenuhi oleh ketidakpastian. Terkadang, kita mengalami keraguan, ketakutan, dan kebingungan. Namun, iman bukanlah suatu perasaan yang diam atau hanya sebatas harapan tanpa makna. Iman adalah fondasi yang kokoh yang memandu kita untuk bergerak dengan keyakinan sepenuhnya kepada Allah yang setia, meskipun kita belum dapat melihat janji-Nya secara langsung.
Bacaan Kitab Suci
Kebijaksanaan 18:6-9 mengajarkan bahwa Allah selalu ada untuk mereka yang hidup dengan hati yang jujur dan setia. Tuhan senantiasa mendampingi umat-Nya, terutama di masa-masa yang sulit.
Ibrani 11:1-2,8-19 menegaskan bahwa iman adalah kepercayaan pada hal-hal yang belum terlihat, seperti Abraham yang dengan berani meninggalkan tempat asalnya demi memenuhi janji Tuhan. Iman merupakan suatu dorongan untuk maju dengan keberanian dan harapan.
Lukas 12:35-40 mengingatkan kita untuk tetap waspada dan selalu siap, menjalani hidup dengan setia dan melayani secara aktif sambil menantikan kedatangan Tuhan.
Pendalaman Teologis
Keyakinan dalam Kitab Suci bukan hanya sebatas meyakini adanya Tuhan, tetapi juga merasakan hubungan hidup yang aktif dengan-Nya. Dalam kanon 748 dari Kitab Hukum Kanonik 1983, terdapat pernyataan bahwa iman berarti “percaya kepada Allah serta segala yang telah diwahyukan-Nya sebagai kebenaran dan berupaya untuk menjaga kebenaran itu secara utuh. ” Pernyataan ini merupakan dasar bagi kehidupan Kristiani yang mendorong hati dan pikiran kita untuk sejalan dengan kehendak Allah.
Seperti halnya Abraham, kita diajak untuk menjadi “peziarah” dan “orang asing” di dunia ini (Ibr 11:13). Kanon 209 mengingatkan kita akan tanggung jawab orang percaya untuk memelihara persatuan dan loyalitas terhadap Gereja, yang merupakan tubuh Kristus. Kesetiaan kita mencerminkan keyakinan kita kepada Tuhan yang senantiasa bersama kita.
Refleksi Pastoral
Bagaimana cara saya mengamalkan iman saya setiap hari? Apakah saya berperilaku seperti hamba yang selalu waspada dengan lampu yang menyala, bersiap menyambut Tuhan dalam setiap kesempatan? Atau apakah saya sering lengah, terlena, dan lupa bahwa Tuhan mungkin datang kapan saja?
Iman bukan hanya harapan untuk masa depan, melainkan terlihat dalam tindakan cinta, kejujuran, dan kesetiaan. Saat kita memberikan pelayanan kepada orang lain dengan tulus, kita sedang mempersiapkan diri untuk menyambut Tuhan.
Aplikasi Hidup
Pelihara integritas dan kebaikan dalam setiap langkah kehidupan. Itu adalah buah dari kebijaksanaan yang diberikan oleh Tuhan.
Beranilah untuk maju dengan keyakinan, meskipun jalannya masih belum terlihat dengan jelas. Allah membimbing kita dengan cinta yang penuh kesetiaan.
Selalu berada dalam keadaan siap dan waspada melalui doa serta pelayanan. Kehidupan kita seharusnya menjadi bukti yang jelas bagi dunia tentang cinta Tuhan.
Doa Penutup
Ya Tuhan, anugerahkanlah padaku iman yang kokoh seperti iman Abraham, kesetiaan seperti hamba yang waspada, dan hati yang dipenuhi kasih seperti yang Engkau ajarkan. Tuntunlah aku dalam setiap tahap kehidupanku agar aku selalu siap menyambut-Mu, kapan pun Engkau hadir. Amin.