Romo Yohanes Subani, Pr
Hebron, 22 Agustus 2025
Matius 22:34-40
“Guru, hukum manakah yang terutama dalam hukum Taurat? Jawab Yesus kepadanya: Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu, dengan segenap jiwamu, dan dengan segenap akal budimu. Itulah hukum yang terutama dan yang pertama. Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Pada kedua hukum inilah tergantung seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi.” (bdk. Mat 22:34-40)
2. Pembuka
Saudara-saudari terkasih, di tengah banyaknya aturan dan kewajiban agama yang membingungkan orang Yahudi, seorang ahli Taurat datang kepada Yesus dengan pertanyaan yang kelihatan sederhana tetapi sebenarnya sangat menentukan: hukum manakah yang terutama? Yesus menjawab dengan tegas dan jernih: hukum yang terutama adalah kasih, kasih kepada Allah dan kasih kepada sesama. Jawaban Yesus ini bukan hanya merangkum seluruh hukum Taurat dan nubuat para nabi, tetapi juga mengarahkan hidup kita kepada inti iman: tanpa kasih, semua aturan kehilangan jiwa.
3. Judul Refleksi: Kasih: Jantung Iman Yang Menghidupkan
4. Isi Refleksi
4.1. Apa yang terjadi dalam Injil hari ini
Yesus berhadapan dengan seorang ahli Taurat yang ingin mengetahui hukum yang terutama di antara sekian banyak aturan. Yesus menjawab dengan mengutip inti dari Kitab Ulangan dan Kitab Imamat: kasih kepada Allah dengan segenap hati, jiwa, dan budi, serta kasih kepada sesama seperti diri sendiri. Dua hukum ini menjadi dasar dan penopang seluruh kehidupan beriman.
4.2. Siapa yang dimaksud dalam kisah Injil hari ini
Tokoh utama adalah Yesus, Sang Guru sejati, yang memberikan jawaban penuh kebijaksanaan. Ahli Taurat melambangkan manusia yang rajin menjalankan hukum, tetapi berisiko kehilangan makna karena terlalu sibuk dengan detail aturan. Para murid dan orang banyak yang mendengar Yesus menjadi saksi bahwa inti hukum Allah bukanlah kumpulan peraturan kaku, melainkan kasih yang menghidupkan.
4.3. Di mana peristiwa Injil berlangsung dan berlaku dalam hidup kita
Peristiwa ini terjadi di tengah perdebatan iman Yahudi, namun maknanya melampaui waktu. Ia berlaku di rumah kita, di tempat kerja, di jalan, dan di komunitas. Setiap relasi adalah ruang untuk menghidupi hukum kasih: kepada Allah dalam doa dan ibadah, serta kepada sesama dalam sikap peduli, hormat, dan pengampunan.
4.4. Kapan peristiwa itu terjadi
Hukum kasih berlaku sepanjang masa. Ia bukan aturan kuno yang kehilangan makna, melainkan prinsip abadi yang relevan setiap hari. Saat kita berdoa, saat kita menghadapi konflik, saat kita mengambil keputusan, hukum kasih selalu berlaku. Tidak ada situasi hidup yang bebas dari panggilan untuk mengasihi.
4.5. Mengapa terjadi demikian
Yesus menyingkapkan bahwa inti hukum Allah adalah kasih, karena Allah sendiri adalah kasih. Segala aturan, doa, ibadah, dan tradisi akan kosong tanpa kasih. Yesus ingin umat manusia melihat bahwa kasih bukan sekadar perasaan, melainkan keputusan untuk menempatkan Allah di atas segalanya dan memperlakukan sesama dengan hormat seperti diri sendiri.
4.6. Bagaimana kita menghidupi pesan Injil hari ini
Kita dipanggil untuk menempatkan kasih sebagai pusat hidup. Mengasihi Allah berarti memberi-Nya tempat pertama: menyediakan waktu doa, menaati kehendak-Nya, dan mengandalkan-Nya dalam suka-duka. Mengasihi sesama berarti berani hadir bagi orang lain, memaafkan ketika disakiti, mengulurkan tangan bagi yang lemah, dan memperlakukan orang lain dengan keadilan. Dengan itu, kita tidak hanya mengetahui hukum kasih, tetapi sungguh menghidupinya.
5. Penutup
Saudara-saudari terkasih, Yesus hari ini menegaskan kepada kita bahwa kasih adalah jantung iman. Segala sesuatu tanpa kasih akan kering dan hampa, tetapi dengan kasih, hidup kita berakar pada Allah dan berbuah bagi sesama. Mari kita jadikan kasih sebagai hukum tertinggi yang menuntun langkah kita setiap hari.
6. Mari Kita Berdoa: Dalam Nama Bapak dan Putera dan Roh Kudus. Amin.
Allah Bapa yang Mahakasih,
Engkaulah sumber kasih sejati. Kami bersyukur karena Engkau mengajarkan hukum yang utama:
mengasihi Engkau dengan segenap hati dan mengasihi sesama seperti diri kami sendiri. Ampunilah kami bila sering kali lebih sibuk dengan aturan lahiriah daripada menghidupi kasih yang sejati. Tolonglah kami agar kasih menjadi dasar setiap doa, pekerjaan, dan relasi kami dengan sesama. Semoga hidup kami menjadi cermin kasih-Mu, agar dunia percaya bahwa Engkaulah Allah yang hidup dan sumber keselamatan kami. Demi Kristus, Tuhan dan Pengantara kami. Amin. Dalam Nama Bapak dan Putera dan Roh Kudus. Amin
Kita sekalian dilindungi, dibimbing dan diberkati oleh Allah yang Maha Kuasa, Bapak, dan Putera dan Roh Kudus, Amin.
Salut Tuan Romo.hukum yang serasi,selaras dan seimbang.salam hormat Tabe.