membuka mata hati pencerahan dan kasih

Refleksi Sabda Allah ala Lectio Divina Minggu 28 september 2025

Rm. Yohanes Subani, Pr

(Amos 6:1a.4–7; 1 Tim 6:11–16; Luk 16:19–31)

1. Kutipan Teks Kitab Suci

 “Ada seorang kaya yang selalu berpakaian ungu dan kain halus, dan setiap hari ia bersukaria dalam kemewahan. Dan ada seorang pengemis bernama Lazarus, badannya penuh dengan borok, berbaring dekat pintu rumah orang kaya itu dan ingin menghilangkan laparnya dengan apa yang jatuh dari meja orang kaya itu. Malahan anjing-anjing datang dan menjilat boroknya.” (Luk 16:19–21).

2. Pembuka

Saudara-saudari terkasih,

Sabda Tuhan hari ini mengajak kita menengok dua dunia yang berhadapan tapi tidak pernah bertemu: dunia orang kaya yang berpesta dan dunia Lazarus yang penuh derita. Perbedaan keduanya bukan sekadar soal harta, tetapi soal hati: hati yang tertutup dan hati yang terluka. Yesus ingin kita sadar: keselamatan bukan ditentukan oleh apa yang kita miliki, tetapi oleh kasih yang kita berikan.

3. Judul Refleksi: Membuka Mata Hati: Dari Ketidakpedulian Menuju Belas Kasih

4. Isi Refleksi:

4.1.Apa yang terjadi?

Yesus menceritakan kontras antara orang kaya yang hidup mewah dan Lazarus yang miskin. Kisah ini menggambarkan realitas ketidakadilan sosial yang nyata: ada orang yang berlimpah hartanya, ada orang yang miskin dan kelaparan. Tetapi yang menjadi persoalan bukanlah harta kekayaannya, melainkan ketidakpedulian orang kaya itu terhadap Lazarus yang hidup miskin.

4.2.Siapa yang terlibat?

Tokoh utamanya adalah orang kaya yang tak disebut namanya, dan Lazarus si miskin yang justru disebut namanya. Dalam Kitab Suci, memberi nama berarti mengakui martabat seseorang. Lazarus artinya “Allah menolong.” Artinya, Tuhan berpihak pada yang lemah. Kita pun diajak bertanya: apakah kita lebih mirip orang kaya yang tanpa nama karena ketidakpeduliannya, atau Lazarus yang miskin tapi dicatat dalam hati Allah?

4.3.Kapan ini berlaku?

Bukan hanya di zaman Amos atau Yesus, tetapi sepanjang sejarah. Amos mengecam orang yang pesta pora tanpa peduli pada kehancuran bangsa (Am 6:4–7). Paulus mengingatkan Timotius untuk mengejar iman dan kasih (1 Tim 6:11–16). Dan hari ini pun, Lazarus-Lazarus masih ada di depan pintu rumah kita: orang miskin, pengangguran, orang sakit, anak putus sekolah, tetangga yang kesepian dan lain sebagainya.

4.4.Di mana terjadinya?

Kisah ini terjadi “di depan pintu.” Artinya, penderitaan tidak jauh, tapi dekat sekali dengan kita. Orang miskin bukan hanya di televisi, bukan hanya di berita, tapi ada di sekitar kita. Masalahnya, apakah pintu hati kita terbuka?

4.5.Mengapa Tuhan mengajarkan ini?

Karena keselamatan bukan soal status agaim atau ritual belaka, tetapi soal kasih yang nyata. Orang kaya dihukum bukan karena ia kaya, tetapi karena ia acuh tak acuh. Lazarus berbahagia bukan karena kemiskinannya, tetapi karena ia dicintai Allah. Yesus mengingatkan kita: iman tanpa perbuatan kasih adalah mati (Yak 2:26).

4.6.Bagaimana kita merespons?

Saudara-saudari terkasih dalam Krisstus, Kita diajak untuk:

1. Membuka mata hati terhadap penderitaan  sesama di sekitar lingkungan hidup dan karya kita.

2. Hidup sederhana agar bisa berbagi dengan sesama yang menderita seperti lazarus.

3. Menjadikan iman bukan sekadar doa, tetapi aksi kasih yang sungguh nyata dalam hidup bersama.

. Melihat Lazarus sebagai wajah Kristus yang hadir di dunia terutama di depan pintu rumah kita.

5. Pertanyaan Refleksi

1. Siapa “Lazarus” di sekitar saya yang sering saya abaikan?

2. Apakah saya lebih sibuk menikmati kenyamanan daripada memperhatikan sesama yang menderita?

3. Bagaimana iman saya dapat menjadi nyata dalam sikap peduli dan tindakan kasih hari ini?

4. Apakah saya siap belajar hidup sederhana agar orang lain bisa hidup lebih layak?

6. Doa untuk Semua Pembaca

Ya Allah yang Mahakasih,

Engkau hadir dalam wajah Lazarus-Lazarus di sekitar kami. Ampuni kami yang sering menutup mata dan hati terhadap penderitaan sesama. Bukalah hati kami agar berani peduli, tangan kami agar rela berbagi, dan hidup kami agar menjadi tanda kasih-Mu.

Semoga kami mampu mengejar iman, kasih, keadilan, kesabaran, dan kelembutan hati seperti yang Kau kehendaki.

Demi Kristus Tuhan dan Sahabat kami. Amin.

7. Berkat Perutusan

Saudara-saudari terkasih, Sahabat Sabda dan Pena,

Pergilah dengan hati yang terbuka. Jadilah pembawa kabar gembira bagi Lazarus-Lazarus di sekitar kita. Jangan biarkan hati tertutup oleh kenyamanan, tetapi hiduplah dalam iman yang berbuah kasih.

Semoga Allah yang Maharahim memberkati kita semua:

† Dalam nama Bapa, dan Putra, dan Roh Kudus. Amin.

1 komentar untuk “Refleksi Sabda Allah ala Lectio Divina Minggu 28 september 2025”

  1. Salam sejahtra dan selamat hr minggu utk kita. Amin dan trima ksh atas doa dan pemerenungan dalam.injil hr ini. Kita refleksin ke.bali hidup saya. Sy hidup sederhana dan hidup pas – pasan dan tidak sombong. Suka membantu org yg berkurangan. Amin dan tx

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *